Menilik berita di Kompas (18/6) yang menyebutkan bahwa China akan segera menjadi sebuah raksasa ekonomi dan militer di Asia. Akan tetapi, walaupun demikian China masih berada di belakang AS dan Jepang dalam mematri pengaruh “kekuatan lunak” di kawasan.
Adapun “kekeuatan lunak” yang dimaksud adalah ekonomi, budaya, modal manusia, diplomasi, dan politik. Yang mana kekuatan lunak tersebut merupakan modal utama sebuah Negara agar memiliki pengaruh, baik ditingkat regional maupun internasional.
Kalau kembali memandang bangsa kita, sungguh ironis. Jangankan mau menanamkan pengaruh di pergaulan global, kita masih dibukkan oleh berbagai urusan dalam negeri yang seakan tidak ada habisnya. Mulai dari lemahnya system peradilan, potensi konflik horizontal, pendidikan, sampai dengan perekonomian yang masih carut marut.
Sungguh tragis nasib bangsa ini. Simon Saragih dari Kuala Lumpur menulis dalam Kompas (18/6) bahwa Menkeu Sri Mulyani dalam sebuah seminar pernah mengatakan bahwa martabat bangsa ini tak dipandang di jajaran bangsa – bangsa. Adalah vietnam yang lama diporak porandakan perang dan sistem komunis yang kaku kini malah menjadi negara yang masuk dalam layar radar dunia. Kesan ketertinggalan ini semakin terasa dalam forum – forum internasional. Sebagai bangsa besar dari segi luas wilayah dan jumlah penduduk, Indonesia tidak disinggung – singgung dalam konteks positif. Jika ada contoh negatif, Indonesia adalah contoh yang paling mudah diajukan.
Seperti kata Ketua Dewan Direksi Nestle (Swiss) Peter Brabeck – Letnathe, Indonesia mengalami persoalan dalam produksi sektor pertanian karena tidak memiliki sistem pertanian, yang didukung oleh riset yang bagus, dan prasarana pendukung sektor pertanian, seperti harga pupuk yang terjangkau dan infrastruktur jalanan keseluruh sudut pedesaan. Bahkan lebih ironis, Indonesia pemilik gas bumi malah tak mampu menyediakan pupuk bagi petani dengan harga relatif rendah.
Tragis memang, tapi itulah kondisi yang sedang terjadi di negeri ini. Kalau menengok kebelakang, ke jaman keemasan kerajaan – kerajaan Nusantara , Indonesia (kalau sudah bisa disebut demikian) merupakan kawasan yang strategis dan dan memiliki arti penting dalam perdagangan (perekonomian) kawasan. Bahkan kita juga memiliki Armada Laut serta Tentara yang hebat. China yang saat itu adalah Tartarpun tidak berhasil melakukan invasi ke pulau jawa.
Kejayaan masa lalu haruslah menjadi penyemangat serta inspirasi masyarakat Indonesia, untuk membangun sebuah bangsa yang bermartabat dan memiliki daya saing di tingkat global serta membentuk sebuah masyarakat yang adil makmur. Potensi sumberdaya alam yang besar harus dimanfaatkan seoptimal mungkin, disamping menumbuhkan sebuah sikap jujur, tenggang rasa, saling mempercayai, saling menghargai dan tolong menolong dalam setiap lini kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Tentunya jaman keemasan itu akan bisa kita peroleh lagi. Untuk itu kerja keras dan semangat yang membara mutlak diperlukan. Jayalah Bangsaku!!!