Sapi Nelore, Primadona baru dari Brazil?

Mengutip pemberitaan Kontan, dimana PT. Santosa Agrindo (Santori) telah mengimpor 5.000 pcs semen sapi Nelore yang dikawin silangkan dengan sapi ex-impor Brahman Cross, mendapatkan hasil yang menggemberikan. Menurut Miselan, salah satu mitra peternak F1 Sapi Nelore PT. Santori, Sapi F1 Nelore ini mampu mencapai Average Daily Gain (ADG) 1,3 Kg. Jauh lebih tinggi dimana dari jenis umum yang sebelumnya dipelihara hanya mencapai ADG 0,6 Kg. Untuk itu PT. Santosa Agrindo pada bulan Desember mendatang berencana mendatangkan kembali semen Sapi Nelore ini sebanyak 10.000 pcs.

796px-Touro_Nelore_REFON

Sapi Nelore (sumber)

Sapi Nelore ini awalnya dibawa oleh bangsa Arya ke India. Sapi ini adalah sapi Ongole yang dibawa ke Brazil pada tahun 1868, ketika sebuah kapal yang dalam perjalanan ke Inggris membawa dua Ongole berhenti di Salvador, Bahia, dan hewan – hewan tersebut dijual. Sepuluh tahun kemudian, seorang peternak dari Rio de Janeiro, bernama Manoel Ubelhart Lemgruber, membeli pasangan lain dari Kebun Binatang Hamburg di Jerman.

Dari sana Jenis Nelore berkembang secara bertahap, dimulai dari Rio de Janeiro dan Bahia, kemudian di Minas Gerais, dan mencapai Uberaba pada tahun 1875. Pada tahun 1938 pembuatan buku “Nelore Herd Book” menjadi sangat penting dalam dasar pembentukan jenis Nelore ini. Pada tahun 1960, 20 hewan diimpor, kemudian pada tahun 1962 Pemerintah Brazil kembali mengimpor 84 Ongole hidup dari India. Hal ini menjadi garis penting dalam pembentukan Nelore, dan sangat menentukan ekspansi Brazil dalam produksi sapi nya di 30 tahun berikutnya, dimana dari 56 juta pada tahun 1965 menjadi 160 juta pada tahun 1995, yang 100 juta diantaranya adalah Nelore.

Saat ini, Nelore murni yang terdaftar mencapai  5 juta ekor lebih. Dan penjualan semen Nelore mencapai 65% dari seluruh pasar Inseminasi Buatan semua jenis sapi di Brazil. Induk Jantan terkemuka di Brazil memproduksi dan menjual 34.000 semen di tahun 1995, sedangkan Nelore lainnya mencapai 30.000.

Nelore merupakan spesies dari Bos Indicus, yang memiliki punuk khas diatas bahu dengan kulit longgar. Umumnya berwarna putih dengan kulit hitam pada moncong dan ekor. Memiliki kaki yang panjang, yang memudahkan berjalan di air ketika merumput. Nelore memiliki telinga paling pendek dibandingkan dengan sebagian besar tipe Bos Indicus lainnya.

Nelore memiliki ketahanan terhadap panas dan serangga yang baik, dikarenakan kulit hitamnya yang longgar dan tebal serta ditutupi rambut putih yang memantulkan sinar matahari. Jenis ini memiliki kelenjar keringat dua kali lebih besar dan 30% lebih banyak dibandingkan dengan jenis sapi dari Eropa. Selain itu metabolismenya  yang lambat menghasilkan lebih sedikit panas dan memungkinkan pemberian pakan yang lebih jarang, sehingga menambah ketahanan terhadap kembung.

Nelore memiliki tubuh yang panjang dan dalam dengan garis bawah yang jelas, sehingga menjaga bagian tubuhnya yang rentan terhadap infeksi. Sapi ini memiliki ambing yang kecil dan puting yang pendek. Karakteristik ini berkontribusi pada efisiensi reproduksinya. Indukan Nelore memiliki usia reproduksi yang panjang dan produktif, sifat keibuan yang jelas, dan susu yang banyak untuk anaknya. Sapi Nelore termasuk mudah melahirkan dikarenakan memiliki kerangka yang lebih besar, pembukaan panggul yang lebar, dan jalan lahir yang besar, sehingga mengurangi kejadian distochia (kesulitan melahirkan).

Setiap Indukan jantan sapi Nelore yang terdaftar merupakan hasil dari proses seleksi yang kompleks. Peternak di Brazil mendapatkan bantuan dari Asosiasi Nasional, Associação Brasileira dos Criadores de Zebu atau ABCZ. Berat lahir, berat sapih, berat badan setahun, lingkar skrotum, adalah beberapa sifat yang diukur. Pusat – pusat penelitian dan Universitas menghitung Expected Progeny Difference (EPD), Perbedaan Progeni yang Diharapkan, yang hasilnya bisa dimanfaatkan peternak pemulia untuk mendukung keputusan seleksi mereka.

sumber tulisan :

  1. https://www.thecattlesite.com/breeds/beef/75/nelore/
  2. https://industri.kontan.co.id/news/japfa-jpfa-kembangkan-sapi-jenis-f1-nelore-demi-menyasar-swasembada-daging?utm_source=dable
  3. https://en.wikipedia.org/wiki/Nelore

Peternak Amerika Gembira Peternak Indonesia Merana

altAuwwhxXtaIy_WZDIEo-P34u0r0DPfc-fI-tNoMWKQHjr

Penolakan WTO atas pembatasan impor produk hortikultura dan produk hewani membuat gembira para peternak di Amerika. Bagaimana tidak, keputusan WTO itu berarti membuka kesempatan kepada para peternak Amerika untuk dapat mengekspor 170 Juta Kilo produk unggas mereka !!! atau senilai $ 177 juta. Sungguh angka yang sangat luar biasa.

Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap industri unggas nasional, yang saat ini pun dalam kondisi yang belum stabil.

Ditengah tantangan AI yang masih sulit untuk diatasi, dan mahalnya biaya produksi, tentunya para peternak dalam negeri harus semakin kreatif mencari jalan keluar dari persoalan ini. Efisiensi biaya produksi dan peningkatan kualitas, merupakan  kunci agar produk unggas kita bisa bersaing. Selain itu Regulasi dari pemerintah pun sangat diharapkan untuk membuat industri unggas nasional tetap bisa berjalan dan mensejahterakan peternak.

Akhirnya semoga bangsa ini bisa menjawab tantangan perkembangan era globalisasi yang tak terbendung ini, dan menjadi salah satu negeri agraria yang digdaya.

Semangat…!!!

 

Sumber

Pemerintah Berencana Menghentikan Impor Bebek Dari Malaysia

Bebek sumber foto: produknaturalnusantara.com

Peluang usaha budidaya bebek kini terbuka semakin lebar. Pasalnya, pemerintah berencana menghentikan impor bebek dari Malaysia. Seperti diwartakan oleh Medanbisnis, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, awal pekan depan berencana mengeluarkan SK tentang penghentian impor unggas dari Malaysia.

Direktur Kesehatan Hewan, Fajar Sumping dan pejabat Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner, Agung Suganda membenarkan perihal tersebut. Menurut Direktur Keswan, sebagai bentuk penerapan prinsip kehati2an sesuai peraturan akan dilakukan penutupan sementara sambil menunggu perkembangan. Sedangkan Agung Suganda menyebutkan impor bebek dari Malaysia sudah distop dan peternak dalam negeri perlu mengantisipasi permintaan pasar.

“Diharapkan para peternak unggas lokal, khususnya bebek di dalam negeri bisa mengisi kekosongan pasar, terutama untuk kuliner premium maupun warung-warung yang khusus menyediakan sajian bebek,” kata Ketua Umum DPP Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli), Ade M Zulkarnain dalam keterangan tertulis, Minggu (12/3).