Bangun tidur pagi tadi, aku teringat beberapa scene film The Last Samurai, bagaimana seorang jenderal samurai yang hebat ternyata memiliki ketenangan yang sangat ketika beribadah, waktunya dihabiskan di altar persembahan. Bagaimana dengan aku? Yang bukan siapa – siapa, tapi soal spiritual jauh dari sempurna. Sholat gak tepat waktu, tidak khusyu’, sering tidak berdzikir. Selalu saja merasa bahwa waktuku kurang. Padahal sebagian besar waktuku habis untuk bermain.
Orang jepang, ketika bangun tidur sampai berangkat tidur lagi, selalu berupaya untuk menempa diri mereka. Menggembleng diri mereka, agar mencapai kesempurnaan hidup, bukannya mensia – siakan hidup.
Miyamoto Musashi. Sebuah kisah perjalanan hidup yang bias dijadikan teladan. Bagaimana dia mendisiplinkan diri. Setia kepada jalannya, demi mencapai tujuan. Toh, soal spiritual dia juga banyak berguru pada pendeta – pendeta hebat di masanya. Hal ini merupakan suatu contoh agar kita bias menyelaraskan hidup. Dunia-akhirat dengan seimbang. Mendisiplinkan diri merupakan kunci keberhasilan. Siapa yang bias disiplin, setia kepada jalan yang ditempuh, dia akan menjadi orang yang berhasil. Berjuanglah ! Semoga Allah merestui dan memberi ridho serta petunjuk. Amin.